Kamis, 07 November 2013

Jakarta Internasional Java Jazz Festival 2014

Jakarta Internasional Java Jazz Festival 2014 memasuki tahun ke-10, kali ini akan diadakan selama 3 hari mulai 28 Februari hingga 2 Maret 2014. Penggagas pagelaran musik Jazz terbesar di Indonesia saat ini, Peter Gontha, mengatakan pihaknya akan mengundang Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Rencana mengundang SBY disampaikan pada jumpa pers di Hotel Sultan Jakarta Rabu 6 Nopember 2013 (sumber).

Jika Presiden SBY datang pada pagelaran JJF 2014, maka itu merupakan kali kedua dia menghadiri Java Jazz. Gontha mengatakan saat SBY naik menjadi presiden dia menghadiri Festival Java Jazz, dan kini sebelum turun jabatan diharapkan SBY juga datang.


Jamie Cullum, Natalie Cole, Allen Stone dan beberapa musisi Jazz kenamaan lainnya dikabarkan akan ikut ambil bagian pada Java Jazz Festival 2014. Hingga saat ini Jamie Cullum, Natalie Cole, Tania Maria, Sadao Watanabe, Ivan Lins, Gerald Albright, James Taylor Quartet, Norman Brown, Eart Wind & Fire Experience, Dave Koz, Mindi Abair, Richard Elliot,Jonathan Butler, Rick Braun, Roy Ayers, kibordis Lonnie Liston Smith, sudah mengkonfirmasi bahwa mereka siap berpartisipasi. Kabar konfirmasi para artis tersebut disampaikan Program Director Java Festival Production Paul Dankmeyer dalam jumpa pers di Hotel Sultan Jakarta Rabu 6 Nopember (sumber).

Musisi Indonesia, Addie MS, juga direncanakan akan tampil. Ia mengungkapkan rasa salutnya pada konsistensi dan kuntinyuitas penyelenggaraan JJF. Menurutnya tidak mudah menyelenggarakan sebuah kegiatan secara konsisten hingga 10 tahun. Ia juga mengatakan Java Jazz berperan besar memperkenalkan dan mengharumkan Indonesia di luar negeri. Jika dulu orang luar lebih banyak tahu Indonesia dari Bali, kini ada Java Jazz (sumber).

Saya secara pribadi setuju dengan apa kata Addie MS, bahkan Java Jazz dalam pandangan saya tidak hanya memperkenalkan dan mengharumkan nama Indonesia di luar negeri. Bagi musisi Jazz baik dalam maupun luar negeri, tampil di panggung Java Jazz sudah menjadi cita-cita.Seorang kenalan musisi Jazz dari luar negeri mengungkapkan harapannya agar bisa tampil di ajang prestisius kelas dunia tersebut.

Kesusksesan Java Jazz menjadi ajang musik berkualitas kelas dunia tidak lepas dari sosok pengusaha Peter Gontha. Saya sangat yakin dia banyak menelan kerugian dari segi materi untuk mempertahankan dan mengembangkan Java Jazz Festival. Mendatangkan satu artis luar negeri saja bisa membuat penyelenggara rugi puluhan bahkan ratusan juta, apalagi mendatangkan banyak artis dalam dan luar negeri. Meski tentu saja mendatangkan artis juga bisa memberi keuntungan lumayan banyak.

Terkait Java Jazz, Peter Gontha di mata saya benar-benar mendedikasikan waktu, tenaga, fikiran, dan biaya agar ajang tersebut bisa tetap eksis dan berkualitas. Mungkin karena dia juga adalah penghobi musik Jazz sehingga dia tidak sekedar mengejar keuntungan materi semata, tapi ada kepuasan batin saat bisa menyelenggarakan dengan sukses.

Saya berharap suatu saat orang-orang di seluruh dunia akan mengatakan:
"kamu belum menjadi musisi Jazz jika belum pernah tampil di Java Jazz".
Kita tentu berharap banyak pengusaha seperti Peter Gontha yang berani rugi demi menghasilkan suatu ajang prestisius kelas dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar