Sabtu, 04 Januari 2014

Kapal AS Siap Hancurkan Senjata Kimia Suriah

Kapal Amerika Serikat alias AS sedang bersiap melakukan misi penghancuran senjata kimia Suriah, kapal kargo AS MV Cape Ray dijadwalkan berangkat menuju Mediterania dalam dua minggu dan menghancurkan senjata kimia Suriah di laut. Pekerja galangan kapal sedang mempersiapkan kapal Cape Ray untuk menjalankan misi.

Kapal Amerika Serikat akan menghancurkan senjata kimia Suriah karena pemerintah Suriah tahun lalu telah setuju menyerahkan senjata kimianya untuk dimusnahkan. Proses penghancuran akan dipantau oleh kelompok monitor internasional dan kru beberapa negara akan membantu proses pemusnahan. Mereka akan ikut mengawal pengiriman senjata ke pelabuhan Suriah untuk kemudian dimuat ke kapal kargo Skandinavia, setelah itu dibawa ke sebuah pelabuhan di Italia untuk dipindahkan ke Cape Ray, tempat pastinya dirahasiakan.

Untuk menjalankan misi pemusnahan senjata kimia, kapal kargo Cape Ray dilengkapi dengan peralatan tambahan, diantaranya modular housing untuk mengakomodasi kebutuhan akan komplemen kru sebanyak tiga kali lipat. Selain itu ditambahkan juga dua unit hidrolisis untuk keperluan menghancurkan bahan senjata kimia Suriah.

Proses penghancuran senjata kimia dilakukan oleh orang-orang berpengalaman dengan pengetahuan dibidangnya, proses akan dilakukan dengan aman dan tidak ada racun terbuang ke laut. Teknologi yang digunakan sudah pernah dipakai menghancurkan senjata kimia milik Amerika Serikat, hanya bedanya jika penghancuran senjata kimia Amerika Serikat sebelumnya dilakukan di darat, maka untuk kali ini dilakukan di laut.

Tim akan menghancurkan 700 ton bahan kimia berbahaya milik Suriah dalam kurun waktu kira-kira 45 hari. Sebagai antisipasi kemungkinan dibutuhkan waktu lebih lama dalam melakukan pekerjaan tersebut, para kru membawa persedian lebih banyak.

Misi penghancuran senjata kimia Suriah telah melewati tenggat waktu dimana sebelumnya ditetapkan bahwa tanggal 31 Desember 2013 sebagian besar bahan kimia mematikan harus sudah dimusnahkan. Pemantau internasional mengatakan penundaan terjadi karena faktor logistik, selain itu kondisi cuaca buruk serta perang saudara di Suriah terus berlanjut.

Berdasarkan kesepakatan yang ditengahi secara internasional yang diumumkan awal tahun 2013 lalu, Damaskus seharusnya sudah membawa bahan kimia paling berbahaya milik Suriah ke pelabuhan Mediterania pada 31 Desember. (Sumber: VoA)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar